Kerja keras adalah jalan menuju sukses, tapi bagaimana bila terlalu keras bekerja? Ada baiknya dikurangi karena dampaknya berbahaya bagi jantung.
European Heart Journal mempublikasikan studi yang menyimpulkan karyawan yang bekerja lebih dari 55 jam dalam sepekan cenderung mengalami kenaikan detak jantung yang tidak teratur, dibanding mereka yang bekerja dalam waktu standar yakni 35 sampai 40 jam dalam sepekan.
Para peneliti dari European Society of Cardiology mempelajari hampir 85.000 pria dan perempuan selama 10 tahun. Di awal peelitian, tak satu pun dari mereka memiliki gangguan irama jantung atau yang biasa dikenal sebagai Fibrilasi atrium atau AFib .
Tapi, 10 tahun kemudian, ada 1.061 kasus baru AFib dari para responden itu. Mereka yang bekerja lebih dari 55 jam seminggu memiliki kemungkinan 40 persen lebih besar beresiko mengalami AFib daripada mereka yang bekerja dalam waktu normal.
Hasil itu didapat bahkan setelah peneliti memasukkan faktor risiko AFib seperti usia, jenis kelamin, obesitas, merokok dan konsumsi alkohol.